Selasa, 03 Desember 2013

KERAJAAN SRIWIJAYA

A.    LETAK dan SUMBER
Kerajaan Sriwijaya berdiri sejak abad ke-7 dan berletak di Sumatera bagian selatan, tepi Sungai Musi, Palembang. Di situlah pusat pemerintahan “kerajaan maritim” tersebut. Namun berdasar penelitian, lokasi terakhir Kerajaan Sriwijaya adalah di Bukit Siguntang.
Berikut sumber sejarah mengenai Kerajaan Sriwijaya :
1.      Prasasti-prasasti :
a.       P. Kedukan Bukit (Tepi Sungai Tatan, Palembang) à 683 M : Perjalanan suci Dapunta Hyang dengan menggunakan perahu.
b.      P. Talang Tuo (Kota Palembang, Talang Tuo) à 684 M : Pembangunan Taman Sriksetra.
c.       P. Telaga Batu (Palembang) : Kutukan bagi penjahat.
d.      P. Kota Kapur (Bangka) à 686 M : Permintaan pada Dewa agar Sriwijaya tetap bersatu.
e.       P. Karang Berahi : (Isinya hampir sama dengan P. Kota Kapur)
f.       P. Ligor (Ligor, Semenanjung Melayu) à 775 M : Raja Balaputradewa merupakan raja keturunan dari Dinasti Syailendra, putra dari Raja Samaratungga dan Dewi Tara dari Sriwijaya.
g.      P. Pasemah (Lampung) à Abad 7 : Kerajaan Sriwijaya menaklukan Tulang Bawang.
2.      Berita Cina (I-tsing) : San Votsi telah menaklukan daerah Kedah di pantai barat Melayu.
3.      Berita Arab (Ibnu Hardadeh) : seorang pengembara menyebutkan Zabag (Sriwijaya) banyak menghasilkan emas.
4.      Berita India (Prasasti Leiden) yang ditemukan raja dari dinasti Cola menyebutkan adanya pemberian Tanah Anai Mangalam kepada Biara yang ada di Nagipadma yang berketurunan Sriwijaya.

B.        PEMERINTAHAN KERAJAAN SRIWIJAYA
a.  RAJA-RAJA SRIWIJAYA
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya antara lain adalah Dapunta Hyang, Balaputradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman. Raja paling terkenal dalam Kerajaan Sriwijaya adalah Raja Balaputradewa dari dinasti Syailendra.
Raja Balaputradewa merupakan Raja keturunan dari Dinasti Syailendra, putra dari Raja Samaratungga dan Dewi Tara dari Sriwijaya. Hal tersebut diterangkan dalam Prasasti Nalanda. Raja Balaputradewa merupakan raja yang cakap dalam memerintah dan berhasil menjadikan Sriwijaya berkembang pesat sebagai kerajaan besar dan mencapai zaman keemasan.
Pada abad ke-8 dan ke-9, Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa tersebut. Berikut bukti-bukti kejayaan Sriwijaya pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa :
1.    Raja Balaputradewa banyak mengirim pemuda untuk belajar di India (terutama di Perguruan Tinggi Nalanda) demi kepentingan kerajaan.
®      Hal ini tercatat dalam Prasasti Nalanda yang saat ini berada di Universitas Nawa Nalanda, India.
®      Raja Balaputradewa mendirikan sebuah asrama untuk menampung para pemuda Sriwijaya yang belajar di Nalanda. Asrama tersebut didirikan dari sebidang tanah yang dihadiahi oleh Raja yang pada saat itu memerintah Kerajaan Benggala, yang mana Raja tersebut menjalin hubungan erat dengan Raja Balaputradewa, yaitu Raja Dewapala Dewa.
®      Bentuk asrama tersebut mempunyai kesamaan dengan Candi Muara Jambi yang berada di Jambi saat ini.
2.    Pada abad ke-8, Sriwijaya berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara. Melalui Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra (Malaysia).
3.    Ditemukannya Prasasti Ligor di Malaysia menjadikan bukti bahwa wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sampai ke Malaysia.
®      Menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan laut terbesar di Asia Tenggara.
4.    Wilayah kekuasaan Sriwijaya cukup luas. Antara lain Sumatera dan pulau-pulau sekitar Jawa (bagian barat), sebagian Jawa (bagian tengah), sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu, dan hampir seluruh perairan Nusantara.
®      Bahkan M.Yamin mengatakan bahwa Sriwijaya-lah negara nasional pertama.
5.    Ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha tinggal di Kerajaan Sriwijaya untuk memperdalam agama Buddha.

b.      RUNTUHNYA KERAJAAN SRIWIJAYA
(Berita Cina Chau-Yu-Khua) Pada akhir abad ke-12 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kemunduran. Hal tersebut diperkuat oleh kitab sejarah dari dinasti Sung yang menyatakan bahwa Sriwijaya mengirimkan utusannya yang terakhir pada tahun 1178. Berikut ini merupakan hal-hal yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran :
1.    Keadaan sekitar Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan pantai.
®      Disebabkan aliran Sungai Musi, Ogan, dan Komering membawa banyak lumpur. Sehingga tidak baik bagi perdagangan.
2.    Kerajaan taklukan Sriwijaya (Ligor, Tanah Kra, Kelantan, Pahang, Jambi, dan Sunda) banyak yang melepaskan diri dari Sriwijaya.
®      Karena melemahnya AL Sriwijaya, sehingga pengawasan semakin sulit.
3.    Mundurnya perekonomian dan perdagangan Kerajaan Sriwijaya karena bandar-bandar pentingnya telah melepaskan diri dari Sriwijaya.
4.    Terdesak oleh perkembangan kerajaan di Thailand yang meluaskan pengaruhnya ke arah selatan, Semenanjung Malaya.
5.    Terdesak pengaruh Kerajaan Singhasari yang menjalin hubungan dengan Kerajaan Melayu di Jambi.
6.    Tahun 1017, diserang oleh Raja Rajendracola dari Kerajaan Colamandala, namun Sriwijaya dapat bertahan.
7.    Tahun 1025, serangan Raja Rajendracola dilakukan kembali.
®      Raja Sri Sanggramawijayatunggawarman dari Sriwijaya ditahan pihak Kerajaan Colamandala.
8.    Tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singhasari melakukan ekspedisi melayu. Sehingga daerah Melayu pun lepas.
9.    Tahun 1377, armada AL Majapaht menyerang Sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.

C.        EKONOMI dan SOSIAL
a.     SOSIAL
Keadaan masyarakat di Kerajaan Sriwijaya begitu makmur. Hal ini disebabkan karena 3 alasan, yaitu perdagangan nasional dan internasional, mengadakan hubungan dengan kerajaan – kerajaan di sekitarnya, dan mengembangkan pendidikan, perdagangan, dan pelayaran.

b.      MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian rakyat Sriwijaya adalah bertani. Pencarian pokok mayoritas adalah perdagangan nasional dan internasional. Umumnya melalui perairan Laut Natuna, Selat Malaka, Laut Jawa, dan Selat Sunda yang berada di kekuasaan Sriwijaya.
D.      AGAMA
Agama yang dianut oleh rakyat Sriwijaya adalah agama Buddha Mahayana. Dibuktikan dari berita asing oleh I-tsing, yaitu di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha.
Berbagai peninggalan Agama Buddha Mahayana di Kerajaan Sriwijaya adalah Candi Muara Takus, Vihara di Nagipattana (India Selatan), dan Biaro Bahal di Padang Lawas, Tapanuli Selatan.

E.         PENINGGALAN
Beberapa peninggalan oleh Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut :
1.      Prasasti-prasasti (P. Kedukan Bukit, P. Talang Tuo, P. Telaga Batu, P. Kota Kapur, P. Karang Berahi, P. Ligor, P. Nalanda, dan P. Pasemah).
2.      Arca Buddha di Bukit Siguntang.
3.      Bangunan suci di Jambi.
4.      Candi Muara Takus di Jambi *
5.      Berbagai bangunan suci di Gunung Tua (Padang Lawang).
6.      Biaro Bahal
7.      Arca Awaloki Teswara (Tapanuli Selatan).
*) NB : Kerajaan Sriwijaya membangun sedikit candi. Karena rakyatnya bermata-pencaharian dengan berdagang melalui jalur perairan. Sehingga rakyat Sriwijaya terlalu sibuk (tidak punya banyak waktu untuk membangun candi).

Okee kira-kira itu aja sih ringkasan materi tentang Kerajaan Sriwijaya. Semoga bermanfaat yaaa :D
Merci ^^ :*